Berawal Dari Kopi Berujung Jadi Rezeki

  • Aug 11, 2022

Kopi adalah salah satu komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai macam jenis kopi yang tersebar di Indonesia. Kabupaten Malang juga menjadi penghasil kopi yang terkenal di kalangan pecinta kopi. Begitu juga dengan Desa Sekarbanyu yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Mayoritas warga Sekarbanyu memiliki tanaman dan kebun kopi yang ada di sekitar rumah. Sehingga sebagian besar warga Sekarbanyu berprofesi sebagai petani kopi. 

Tanaman kopi membutuhkan waktu 8-9 bulan setelah proses berbunga untuk panen. Tanaman kopi bisa dipanen hingga maksimal 2 kali dalam setahun. Petani kopi di Desa Sekarbanyu pun memiliki siklus tanam dan panen yang mirip dengan petani daerah lain. Beberapa petani kopi di Desa Sekarbanyu menjual langsung hasil panennya ke pembeli, ada juga yang menjual hasil panen melalui pengepul. Tak jarang petani kopi mengkonsumsi hasil panennya sendiri. Namun, sebelum dikonsumsi, biji kopi dijemur terlebih dahulu. Setelah dijemur, biji kopi disangrai atau dioven. Proses sangrai dan oven inilah yang membuat biji kopi menjadi berwarna lebih gelap.

Terdapat seorang warga Sekarbanyu yang melayani jasa pengovenan dan penggilingan. Beliau memiliki alat untuk mengoven biji kopi. Alat ini didesain khusus untuk dapat memanggang biji kopi secara merata dan dalam waktu yang lama. Alat ini berbentuk tabung dengan kompor di bawahnya. Alat ini memanfaatkan dinamo untuk menggerakkan tabungnya dan LPG untuk bahan bakar kompor. Sedangkan alat penggilingannya memanfaatkan genset sebagai sumber tenaganya.

Beliau menerapkan tarif Rp 6000,- per kilo untuk layanan pengovenan dan penggilingan biji kopi. Proses tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk tiap 10 Kg biji kopi. Pelanggan beliau datang dari luar Desa Sekarbanyu seperti desa Ringinkembar, Pakel, dan Sitiarjo. Pelanggan beliau tak jarang hanya membeli layanan oven biji kopi karena biji kopi tersebut akan dikirim ke luar negeri. Sayangnya, beliau tidak melakukan promosi layanan baik secara online maupun offline.